My Miserable Life :(
Kenapa harus selalu adekku yag dibela? Kenapa tiap kali dia buat salah yang jadi tersangka itu selalu aku, korbannya? Kenapa tiap aku marahin dia Papa-Mama bakalan ngebela dan bilang karena dia masih kecil? Kenapa semua berpihak sama Muhammad Akbar Stigadiputera itu? FUCKEDBITCH!
Aku tau aku dari dulu minta adek, tapi gak pernah minta adek yang kayak gini. Atau memang itu tantangan hidup? Sebegitu kejamnyakah Tuhan sampai membuat orang-orang yang kusayangi meninggalkanku demi saudaraku sendiri? Kurasa tidak. Tuhan tidak akan memberikan ujian yang lebih dari kemampuan makhluknya. Lalu apa ini? Kesalahanku sendiri? Mungkin.
Dulu aku sering nanya ke Mama, "Ma, Adis ini anak pungut ya?". Mamaku selalu jawab, "Bukanlah. Kalau anak pungut ngapain Mama beliin ini-itu". Kemudian besoknya setelah dimarahi Mama aku nanya, "Kalau Mama segitu keselnya sama Adis kenapa nggak dibunuh aja?". Jawaban Mamaku selalu sama, "Memangnya mau dibunuh Mama?"
Pada saat tertentu, saat aku sudah kesal, ya. Aku mau.
Tapi kupikir lagi. Kalau aku mati, berapa banyak kesempatan bagus yang kulewati? Kenapa masa mudaku harus hilang karena aku yang minta mati?
Terkadang berpikir panjang ada gunanya. Benar kata Mama.
Papa? Dari luar sepertinya sama saja kasihnya kepadaku dan adikku. Tapi faktanya? Nilai dengan pandangan individual. Menjudge aku, membenci aku, mengucilkan aku, atau membuang aku?
Jangan menandai keluargaku dengan tanda silang. Kami bisa dibilang keluarga yang, yah, harmonis. Dengan orangtua yang saling mencintai dan sepasang anak kesayangannya. Keluarga kami juga berkecukupan. Hidup yang indah jika terlihat dari luar.
Tapi kebahagiaan tidak digambarkan oleh itu kan? Hati setiap orang berbeda, tidak ada yang tahu.
0 Comments:
Post a Comment
Subscribe to Post Comments [Atom]
<< Home